14 Mar 2014

Janjang Koto Gadang, Great Wall Cita Rasa Minang

    Ada objek wisata yang relatif masih baru di Bukittinggi, Diresmikan oleh Menkominfo yang kebetulan juga orang Minangkabau yaitu Bapak Tifatul Sembiring pada tanggal 26 Januari 2013 jadi  kurang lebih baru berusia 1 tahun. Selama ini, bila kita menyebut kata Great Wall, bisa dipastikan yang dimaksud adalah tembok raksasa di Cina. Namun, kini tak cuma Negeri Tirai Bambu saja yang memiliki tembok panjang, Sumatera Barat pun punya satu tembok seperti itu, namanya Great Wall of Koto Gadang atau Janjang Koto Gadang dalam bahasa minangnya. 
Sebuah monumen yang menyambut kita di pintu masuk

    Bisa dibilang ini merupakan miniatur dari Tembok Besar yang ada di Cina, karena meskipun dari segi arsitektur janjang ini mirip tetapi Janjang di Koto Gadang ini lebih curam, lebih pendek dan tak selebar Tembok China. Dengan panjang 1,5 kilometer, Great Wall of Koto Gadang ini membentang dari Kabupaten Agam hingga Kota Bukittinggi. Dari segi keindahan, Janjang ini tidak kalah dengan Great Wall di China karena tembok raksasa Koto Gadang melintasi Ngarai Sianok. Di titik itu, pengunjung dapat menikmati pemandangan lembah raksasa nan indah dan hijau. Janjang koto Gadang ini dari jaman penjajahan Belanda telah digunakan sebagai jalur akses penduduk desa untuk berkunjung ke desa lainnya atau jalan pintas untuk ke pusat kota Bukittinggi.

 Pemandangan Ngarai Sianok

     Untuk ke sana, kita cukup berkendara ke arah Ngarai Sianok, belok ke kiri di sebuah persimpangan di Jl. Panorama. Jalan yang cukup sempit, berkelok-kelok dan menurun memang agak menyulitkan dan membuat pengendara harus selalu berhati-hati. Selang beberapa menit perjalanan dari persimpangan tadi, di sebelah kiri kita akan menemui pintu masuk ke Janjang Kotogadang. Tak ada loket untuk memungut biaya masuk. Wisata tangga ini gratis, Hanya dibutuhkan fisik yang prima dan stamina yang cukup kuat. 
    Jalan pertama yang dilalui menurun. Jarak beberapa ratus meter, ada jembatan gantung yang hanya boleh dilalui oleh maksimal 10 orang. Jembatan ini berguna untuk meniti sungai yang terjal. Penuh tantangan. Selepas dari jembatan gantung, adrenalin pengunjung kembali diuji. Sebab kita harus mendaki anak tangga yang kabarnya berjumlah seribu jenjang *belum sampai seribu sih, tapi cukup bikin kaki pegal* makanya tempat ini juga sering disebut Janjang Saribu. Setelah sampai di ujung janjang, sebenarnya ada tempat parkir buat kendaraan-kendaraan yang masuk dari Kotogadang. Jadi silakan memilih, mau naik janjang dari Ngarai Sianok atau turun janjang dari Kotogadang. Kekhasan yang lain dari Kotogadang ini adalah kerajinan peraknya. Entah bagaimana asal muasalnya, arti nama nagari ini sama dengan Kotagede di Yogyakarta, yang sama-sama menghasilkan kerajinan perak.

Jembatan gantung dan janjang saribu yang telah menanti

Sebaiknya membawa bekal air minum karena di beberapa lokasi cukup panas pada siang hari

    Jalan menurun apabila kita masuk melalui rute Kotogadang

    Selama perjalanan anda menelusuri Janjang  kita tidak hanya disuguhi dengan banyaknya anak tangga untuk mencapai dasar lembah. Kita juga akan dibuat terpana melihat keindahan alam di sekitar dengan tegaknya Gunung Marapi dan Gunung Singgalang yang tampak mempesona dari kejauhan. Hal inilah yang akan menjadi obat lelah kita karena pemandangan lainnya pun ikut serta menyegarkan pikiran. Selain itu, tak jarang beberapa satwa berupa kera akan tampak melintas, melewati ranting-ranting pepohonan. Tak kalah pula, nyanyian para burung pun menjadikan suasana terasa benar-benar alami. Jadi, kapan lagi bisa menyaksikan (miniatur) Tembok Raksasa China dari dekat??

 Sayangnya tangan-tangan jahil vandalism telah mengotori tempat ini

 Jangan lewatkan tempat ini kalo ke Bukittinggi

11 Mar 2014

Surga Seafood di Pantai Depok


Kapal nelayan yang bersandar di Pantai Depok

    Anda seorang seafood lover? penikmat kuliner dari laut? belum pas rasanya apabila berkunjung ke Jogja tetapi melewatkan tempat yang satu ini, yaitu Pantai Depok. Yap, Pantai Depok sudah lama terkenal reputasinya sebagai salah satu pusat kuliner seafood di pesisir pantai selatan Jogja. Di antara pantai-pantai lain di wilayah Bantul, Pantai Depok-lah yang tampak paling dirancang menjadi pusat wisata kuliner menikmati sea food. Di pantai ini, tersedia sejumlah warung makan tradisional yang menjajakan sea food, berderet tak jauh dari bibir pantai. selain itu juga terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang cukup besar, sehingga pengunjung dapat membeli berbagai jenis ikan laut segar yang kemudian bisa diolah di warung-warung tersebut. Ada banyak jenis ikan yang bisa dinikmati, antara lain ikan bawal, ikan kakap merah dan putih, ikan kerapu, ikan cakalang, dan kalau sedang musim kadang ada juga ikan barakuda. Selain itu terdapat juga jenis makanan laut yang lain seperti udang, kerang, kepiting dan cumi. Ikan segar tersebut biasa diolah dengan cara dibakar,goreng, asam manis, saus tiram atau soup.

Suasana di Tempat Pelelangan Ikan (sumber: google)

    Terletak di Kabupaten Bantul, Provinsi DIY, sekitar tiga puluh kilometer di sebelah selatan kota Jogja. Pantai Depok berada di Kec. Kretek, Kab. Bantul, Propinsi D.I. Yogyakarta, Indonesia. Akses menuju Pantai Depok bisa ditempuh dengan melewati jalur yang sama dengan jalur ke Pantai Parangtritis. Tepat sebelum memasuki gerbang wisata pantai Parangtritis, kita belok ke kanan sesuai dengan rambu-rambu yang ada disana.
     Dari area parkir hingga melewati bangunan-bangunan los di TPI, lanskap laut maupun bibir Pantai Depok memang belum terlihat, meski deburan ombaknya sudah mulai terdengar. Jika ingin segera menikmati kawasan pantainya, kita masih harus berjalan beberapa puluh meter lagi. Lalu, amatilah langkah kaki hingga terasa agak berat oleh kontur tanah yang berpasir. Tengara atau tanda yang sering digunakan untuk menandai kawasan Pantai Depok adalah tanah pasir. Jika kaki sudah merasakan butiran-butirannya, kita akan segera bisa menangkap pemandangan Pantai Depok yang menyegarkan.

 Kapal nelayan yang merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat

 Mendung cukup pekat di Pantai Depok
    Sayangnya cuaca pada saat saya berkunjung kesana kurang begitu bersahabat, mendung gelap menggelayut di langit kota Jogja sejak siang hari. Tetapi untungnya saya masih berkesempatan untuk menikmati sunset Pantai Depok. dan benar saja, tak berselang lama turunlah hujan yang cukup lebat. Sebenarnya bukan sekali ini saya "kehujanan" di pantai, seperti pada cerita di wediombo. Tetapi bedanya disini adalah pantai Depok, dimana seperti saya sebut di awal tulisan ini bahwa disini adalah surganya seafood dan banyak warung di sepanjang pantai, jadi tak perlu susah mencari tempat berteduh. Menikmati seafood segar di pinggir pantai pada saat hujan ternyata menimbulkan pengalaman baru yang tak terlupakan. Berhubung keasyikan menikmati sepiring kakap bakar di depan saya sehingga lupa untuk mengambil gambar warung dan makanannya... :)

Bagi yang penasaran silakan coba langsung surga seafood yang ada di kota Jogja ini, Happy Travelling...

Sunset di Pantai Depok
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com